Dalam Bimbingan Roh Kudus


Tuhan memberikan kepada semua orang karunia doa. Tentu saja, kita harus menerima karunia ini serta mempergunakannya dengan setia. Juga kita harus senantiasa belajar berdoa.
Bagaimana kita dapat senantiasa belajar berdoa? Melalui Roh Kudus.

Roh Kudus: Pengajar Doa
Roh Kudus adalah pengajar doa yang hebat. Pada hari Pentakosta, menurut Kisah Para Rasul, Roh Kudus mengumpulkan para pengikut Yesus yang pertama dalam suatu persekutuan doa. Roh Kudus mengajar mereka untuk senantiasa ingat akan Yesus, mengingat kembali Kitab-Kitab Yahudi, memecahkan roti Ekaristi, mengenali ciptaan baru dalam pembaptisan. “Roh membantu kita dalam kelemahan kita,” demikian kata St. Paulus, “sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa…” (Roma 8:26).

Sekarang Roh Kudus melaksanakan perannya itu di dalam diri kita juga. Roh Kudus adalah “Guru Besar doa Kristiani”, pembimbing serta pelatih kita. Kita belajar berdoa dari ilham Roh Kudus.

Berdoa lewat Perjanjian Lama: para Tokoh dan para Nabi

Salah satu cara Roh Kudus mengajar kita berdoa adalah melalui Perjanjian Lama yang, bersama dengan Perjanjian Baru, merupakan buku doa Roh Kudus. Para tokoh serta para nabi, sejarah bangsa Israel, doa-doa mashyur yang kita sebut Mazmur, mengajar kita berdoa. Yesus Sendiri belajar berdoa lewat Kita-kitab Yahudi dan doa-Nya sendiri mencerminkan tradisi mereka.

Mari kita lihat para tokoh Perjanjian Lama, tokoh-tokoh besar seperti Habel dan Nuh, yang diilhami oleh Roh Kudus. Bagaimana mereka berdoa? Hidup menyatu dengan alam serta dengan makhluk-makhluk hidup di dalamnya, mereka melihat karunia Tuhan dalam kawanan ternak mereka, hasil panen di ladang mereka, langit yang mengirimkan hujan. Bagi mereka, alam semesta ciptaan Tuhan adalah karunia, yang tidak hanya untuk dimanfaatkan, tetapi juga untuk dikagumi keindahannya. Dengan menghargai karya ciptaan, mereka belajar mengenal Tuhan serta memuji Sang Pencipta.

Menghargai Ciptaan Tuhan

Bukankah Nuh menghargai ciptaan Tuhan ketika ia membangun bahteranya? Ia membangun bahtera bukan hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi untuk menyelamatkan makhluk-makhluk hidup lainnya yang terancam punah karena air bah. Doa Nuh serupa dengan doa-doa para tokoh lainnya; ia sangat menghargai karya ciptaan Tuhan. Dalam Perjanjian Lama kita masih dapat mendengar gema doa penyembahan mereka yang bersumber pada puji-pujian karya ciptaan: “Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan, segala bintang di langit, api dan panas terik, unggas di udara, segala binatang buas dan ternak di bumi, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.” (Daniel 3, 57)

Memanglah benar bahwa kita dapat mengenal Pencipta dari apa yang Ia ciptakan. Jika kita mengamati karya ciptaan Tuhan, dan memeliharanya dengan baik, serta mengagumi keindahannya, kita terdorong untuk berdoa dengan baik. Karya ciptaan Tuhan, begitu beraneka-ragam, begitu memikat dengan warna-warni kemolekannya yang mempesona, akan mengangkat hatimu kepada Sumber segala keindahan.

Menyambut Gembira Kehadiran Tuhan Hari demi Hari

Melalui Abraham, Roh Kudus mengajarkan kepada kita cara lain untuk berdoa. Tuhan meminta Abraham untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke suatu tempat yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Hidupnya adalah suatu perjalanan panjang dari hari ke hari. Di segala tempat di mana ia singgah, Abraham membangun altar untuk Tuhan, sebagai pengingat bahwa Tuhan menyertai perjalanannya ke tempat yang belum diketahuinya. Dari hari ke hari ia berdoa dan menyambut gembira apa yang diberikan Tuhan.

Suatu hari, demikian menurut Kitab Suci, Abraham menyambut tiga tamu asing yang datang pada waktu hari panas terik ke kemahnya (Kej 18, 1-16). Dengan menyambut mereka, ia menyambut Tuhan, demikian dikisahkan, dan menerima berkat. Bukankah Roh Kudus mengajarkan kepada kita melalui teladan Abraham bahwa kita harus senantiasa menyambut gembira kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita hari demi hari dengan doa, meskipun kehadiran-Nya tidak selalu nampak jelas?

Doa harian umat beriman kepada Tuhan senantiasa dianjurkan dalam Perjanjian Lama. Dengarlah ayat-ayat mazmur berikut ini:

“Setiap hari aku hendak memuji Engkau,
dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.” (Mzm 145)

“Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku;
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.” (Mzm 138)

Kasih Tuhan Tak Pernah Henti NYA


Akulah roti hidup yang telah turung dari sorga....
jikalau seorang makan dari roti ini,ia kan hidup..
selama lamanya...(Yohanes 6:51)
====
Jika kita mengaku dosa kita ,maka ia adalah setia dan adil...
sehinga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan..
kita dari segala kejahatan....(1 yohanes 1:9)
====
ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhnya di kayu..
slib ,supaya kita ,yang telah mati terhadap dosa ,hidup untuk kebenaran.
oleh bilur_bilurnya kamu telah sembuh....( 1 petrus 2 : 24 )
====
karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehinga ia telah mengaruniakan Anaknya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal...( yohanes 3: 16 )
====
"bertobatlah dan hendaklah kamu masing_masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama yesus kritus untuk pengampunan dosamu,maka kamu akan menerima
karunia roh kudus..( kisah para rasul 2 : 38 )
====

Rencana Tuhan Untuk Manusia


Mazmur 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Pernakah anda bertanya apa yang dipikirkan Tuhan ketika Ia merancang kehadiran anda di dunia ini. Di dalam Yermia 1:5 Tuhan berkata kepada Yermia: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Kehadiran setiap orang anak manusia di dunia ini dirancang oleh Tuhan untuk maksud tertentu. Tuhan memiliki rencana ketika Ia merancang keberadaan kita di atas dunia ini. Rencana itu sudah tentu hanya Tuhan sendiri yang tahu. Seperti dikatakan dalam Yermia 29:11: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. “

Namun Tuhan sering memberitahukan rencanaNya itu kepada orang yang dikasihiNya. Tuhan memberitahukan rencana akan datang kepada Yusuf dalam mimpi bahwa suatu ketika ia akan menjadi seorang pemimpin bahkan saudara-saudara dan orangtuanya akan datang menyembah dia.

Tuhan mengungkapkan rencanaNya kepada Abraham bahwa anak cucunya akan menjadi suatu bangsa yang besar seperti pasir yang tak terhitung banyaknya atau seperti banyaknya bintang di langit.

Tuhan memberitahukan apa yang akan terjadi kepada nabi-nabi atau rasul-rasul mengenai apa yang akan terjadi kemudian pada akhir zaman.

Bahkan Tuhan memberitahukan rencanaNya kepada raja Nebukadneser dalam mimpi bahwa ia adalah raja yang terbesar dalam sejarah manusia dilambangkan oleh kepala patung dari emas. Raja-raja sesudah itu tidak akan sekuat dan sebesar dia. Raja Nebukadneser bahkan diberitahukan berkali-kali apa yang akan terjadi kepadaNya bahwa ia akan direndahkan sama seperti binatang makan rumput dan minum air embun di padang sampai ia mengakui Tuhan yang mahakuasa.

Di dalam setiap rencana Tuhan selalu ada peranan yang dimainkan oleh kita. Ketika Tuhan memberitahukan rencanaNya, Tuhan memberitahukan kita apa yang akan menjadi peranan kita dalam rencana itu.

Dalam Mazmur 16:11 di atas, Daud memberikan kesaksian bagaimana Tuhan mengungkapkan rencana bagi kehidupannya. Dari pengalaman Daud kita tahu bahwa Tuhan menyuruh Samuel datang mengurapi Daud menjadi raja bangsa Israel saat ia masih berumur belasan tahun, padahal saat itu Saul masih menjadi raja di Israel.

Rencana Tuhan itu tidak secara otomatis terjadi kepada kita. Sering waktu sampai rencana Tuhan itu terwujud sangat panjang. Yusuf harus menunggu bertahun-tahun, melewati perjalanan penuh kepahitan, sebelum kemudian ia menjadi wakil raja. Bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun sebelum mereka diijinkan masuk tanah perjanjian. Daud tidak otomatis langsung menjadi raja, tetapi ia harus menunggu hampir 30 tahun kemudian baru ia menjadi raja. Selama waktu itu Daud harus berlari kesana kemari menyembunyikan dirinya dari Saul yang hendak membunuhnya.

Apa yang kita pelajari dari semua hal di atas adalah bahwa ada rencana Tuhan bagi hidup kita. Rencana itu Tuhan buat jauh sebelum kita dilahirkan. Rencana Tuhan itu adalah tujuan hidup, tujuan keberadaan kita. Namun apakah rencana atau tujuan itu akan berjalan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan masih tergantung pada diri kita sendiri. Tuhan memberikan kebebasan kepada kita bahwa selama kita berada di dalam Dia, maka rencanaNya dalam diri kita itu akan terwujud, yaitu rencana damai sejahterah.

Adam dan Hawa diciptakan untuk rencana Tuhan bagi suatu kehidupan yang menyenangkan dalam Taman Eden, namun mereka kemudian tergoda dan terbuang dari Taman Eden. Bangsa Israel direncanakan akan masuk ke tanah perjanjian, tetapi kemudian banyak yang memberontak dan mati dalam perjalanan kesana.

Meskipun Tuhan merencanakan hidup kita, namun Tuhan tidak memaksakan rencana itu terjadi pada kita. Tuhan menaruh tujuan itu, dan kemudian ia mendidik kita selama perjalanan mencapai tujuan itu. Karena tujuan bukan segala-galanya dalam rencana Tuhan. Hal yang paling utama dalam rencana Tuhan itu adalah proses hubungan kita dengan Tuhan selama melakukan perjalanan ke tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita.

Tujuan hanyalah hasil dari proses hubungan kita dengan Tuhan. Karena itu membina hubungan erat, atau akrab dengan Tuhan jauh lebih penting dari menuntut terwujudnya janji Tuhan itu. Karena janji itu tidak akan terwujud sebelum hubungan akrab kita dengan Tuhan terjadi. Makin cepat kita melakukannya, makin segera janji itu terwujud. Tuhan memberkati anda.

Daftar Blog FrienDs

Tin

Selamat datang